Minggu, 17 Juli 2011

I Remember

“bukan Gigs biasa” itu hal yang terlintas di pikiran ku saat membaca lini masa sebuah band Indonesia. Di suatu perjalanan dengan menggunakan bis kota menuju Blok M. Grup band tersebut akan menyelenggarakan konser terakhirnya, setelah sudah 12 tahun berkarya.

***

Tibalah kami di sebuah venue “Last Show Mocca” – Hall A Basket, Senayan. Kami – Aku, Dwi, dan Babol – mengambil tempat di kelas Gold duduk dibaris ketiga, bukan tempat yang buruk pikir ku.

Pertunjukan kali ini dikemas dengan cara tidak umum. Disajikan dalam bentuk pertunjukan kabaret yang berjudul “Annabelle and The Music Box” dan juga mengajak beberapa musisi independen Indonesia, seperti SORE, WSATCC, EnR, dan Float untuk berkolaborasi di dalamnya. Menjadikan konser ini memiliki daya tarik tersendiri.

***

Pengetahuanku tentang Mocca sangat minim. Adalah Putu, Barman, dan Topang yang mengenalkanku pada warna suara Arina, vokalis Mocca. Mereka menyanyikan “ Secret Admirer” dari Album My Diary membuatku selanjutnya tertarik untuk meminjam kasetnya.

“huah, setiap lagu dalam album itu berbahasa Inggris” itu adalah komentar pertamaku saat itu, yang mungkin menjadikanku tidak lagi mengikuti perkembangan Mocca selanjutnya.

Tahun 2010, aku iseng mengunjungi Aquarius Mahakam, dan entah kenapa aku tertarik membeli sebuah CD yang dikemas menyerupai sebuah amplop surat dengan kalimat “Dear Friends”. Rupanya ini album terbaru Mocca, sebuah Mini Album yang ternyata album terkahir mereka.

Masih dengan lirik bahasa Inggris.. ingatan saya terbang ke pertengahan 2002 disaat Barman memainkan gitarnya di lobi geografi. “Ah.. gue mau liat Mocca live” sekedar penasaran menikmati konsistensi mereka mengusung warna musik yang unik – genit, ceria, lucu.

***

Lalu tibalah 15 Juli 2011, aku bersama kedua temanku, menyaksikan 2,5 jam pertunjukan Mocca secara live. Memang bukan yang pertama aku menyaksikan Mocca secara live, pernah dalam sebuah pertunjukan JakArtMospher. Namun, bukan dalam sebuah konser tunggal.

Karena merupakan konser terakhir, aku menanti akhir konser ini. Penasaran apa yang akan dilakukan mereka di panggung terakhir mereka.

Arina Ephipania, vokalis yang akan menikah dengan pria berkebangsaan Amerika, yang menjadi penyebab adanya konser terakhir ini terlihat terharu biru.

Apa yang bisa kamu lakukan lagi selain terharu, jika kamu melihat orang-orang yang menyayangi kamu, melepas kepergian mu? Apa yang kamu rasakan jika kamu meningalkan sebuah proyek 12 tahun kamu untuk hal lain di hidup kamu?

Entahlah apa yang dirasakan Arina..

***

Kalau Saya, apa yang saya rasakan setelah menonton konser ini?

Kagum..

Kagum terhadap konsistensi mereka dengan warna musik yang mereka usung. Kagum terhadap persaudaraan yang mereka bangun selama 12 tahun ini. Kagum terhadap karya mereka yang ternyata banyak mengispirasi orang lain.

***

foto oleh Dwiyanti K
***

I remember...The way you glanced at me, yes I remember
I remember...When we caught a shooting star, yes I remember

Ahaha.. Ini lagu Mocca yang paling ku suka.. I remember the way Arina played her fluet with her cute dress, when Toma tapped his bass, Indra played his sticks at his drum, or Riko’s posed with his guitar..

Life goes on and good luck guys :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar