Jumat, 08 Juli 2011

Jangan Tanya “Kenapa?”

“Kenapa lo berkerudung Q?” - adalah pertanyaan yang susah untuk gw
Test case pertama gw lakukan pada sebuah acara keluarga. Ngeliat Mama dan Bapak senyum aja gw udah bisa ngerasain nikmatnya penampilan ini. “Ah, satu lagi yaitu tempat kerja” pikir gw saat itu.

Wajah-wajah heran, kaget, senang, acuh, atau mencibir udah gw liat semua..
Haha, mungkin memang itu reaksi yang gw khayalkan terwujud saat pertama kali ke tempat kerja gw dengan penampilan macam ini.
Perasaan yang sama serupa dengan saat pertama kali ke sekolah baru. Deg-deg-an penasaran.
Pada akhirnya, ekspresi dan pendapat orang-orang ini ngga penting untuk gw..

***

Pernah dulu, gw bertanya dengan penasaran ama temen gw – Dewi Indah Sari. “Untuk apa elo ngelakuin semua pencarian, apa yang nyebabin lo nutup aurat”.

“Ayah ku sederhana qi bilangnya - kalau kamu mau ayah dan ibu kamu masuk surga, ikutilah perintah Allah. Menutup aurat salah satunya. Karena pertanggung jawaban seorang bapak adalah pada anak-anaknya dan istrinya” ucapnya saat itu sambil kami berjalan menuju perpustakaan pusat.

***

Sejak itu, gw jarang bertanya “kenapa?” kepada teman-teman gw yang menutup auratnya. Cuek adalah ekspresi yang gw tunjukkan, iri adalah perasaan sesungguhnya. “Gw kapan, ya?”

Karena itu semua sederhana.. Itu adalah Kewajiban. Kewajiban bukan untuk dipertanyaan kalau dijalani.

Jadi ketika gw coba perlahan untuk belajar menunaikan kewajiban, itu bukan hal aneh kan? :D

2 komentar:

  1. simpel aja jawabnya qi,
    karena hidup itu pilihan, haha :D

    *abis baca tulisannya danu yang "mengalay"*

    BalasHapus
  2. ahahay..
    saya pilih tidur karena saya pemalas :p

    BalasHapus