Senin, 25 Oktober 2010

I Forgot My Plans

Perkenalan pertama kaliku dengan Adhitya Sofyan adalah melalui adikku. Melaluinyalah aku mendapatkan info lagu indie terbaru atau yang sedang hip di chart radio lokal. Hingga suatu saat aku menemukan Quiet Down pada rak pamer sebuah toko CD terkemuka. "Oke, ngga ada salahnya gw beli yang ini" pikirku saat itu.

***

Itulah pertama kali aku mendengarkan album Adhitya Sofyan. Semua lagu yang tertulis dan dinyanyikan terasa sangat Adhit, seorang penulis dan penyanyi lagu melankolis. Orang ini benar-benar menulis lagu untuk dirinya sendiri, tidak terpengaruh selera pasar. Liriknya sangat pribadi, seperti membaca sebuah kumpulan puisi di sebuah buku harian. Sejak itulah aku selalu penasaran dan mengikuti perkembangan cowo yang mengaku seorang anti sosial dalam blognya ini.

Beberapa saat yang lalu, ku akses kembali blog tersebut. Walah.. aku temukan album terbarunya, Forget Your Plans. Perasaan yang sama masih aku rasakan saat mendengar album pertamnya, lagi-lagi sangat Adhit. Sebagai orang yang mengaku anti sosial, Adhitya Sofyan relatif eksis di dunia maya. Aku ikuti account twitter dan facebooknya. Sekedar ingin tahu kegiatan hariannya. Jadilah aku, si penguntit Adithya Sofyan.

"So Let it be, I stay your back and breathe. Can't / now you see, there's no way n hell. You can escape me"

Yap, itulah sepenggal lirik Stalker di album terbarunya. Lagu ini benar-benar membuatku tersenyum simpul, "you're so damn right, Adhit" makiku dalam hati.

***

Hingga tiba satu waktu, di sabtu sore. Aku melihat status sebuah pusat perbelanjaan yang akan menayangkan live performance Adhitya Sofyan pada malam hari itu juga. Agrhhrr.. pada saat yang sama aku telah mempunyai rencana lain di tempat yang letaknya relatif jauh dari pusat perbelanjaan tersebut, yang juga menampilkan live performance grup band indie asal Bogor, Music For Sale. Aku tarik nafasku "Sudahlah, mungkin ada lain waktu" pikirku.

Takdir berkata lain. Karena satu dan lain hal, grup band yang akan aku tonton batal tampil. Masih setengah kesal, temanku menyarankan untuk menyaksikan White Shoes And The Couple Company, di Epicentrum Rasuna. Kami masih mendapatkan empat lagunya, Senja Menggila, Selangkah ke Seberang, Matahari, dan Aksi Kucing. Sari, sang vokalis, kali ini sangat bersemangat. Berjoget enerjik di sebuah panggung yang relatif luas. Berbeda saat aku menyaksikannya di Aksara Book Store saat showcase Album Vakansi, panggungnya yang sangat sempit, bebarapa minggu yang lalu bersama seorang temanku.

***

Waktu menunjukkan hampir 21.00. Sekedar iseng, aku lontarkan ajakan gila untuk menuju Barat Jakarta, Serpong. Kegilaan apa kali ini? kedua temanku menyanggupinya! Hingga tibalah, aku duduk diapit kedua temanku, di pelataran antara sebuah mall dan hotel. Pelataran ini didesain untuk menyajikan sebuah pertunjukan. Di pusat sesuah lingkaran, duduklah sosok Adhitya Sofyan, sosok yang selama ini aku kenali wajahnya melalui jendela notebook dan suaranya melalui earphone-ku. Kali ini nyata ada dihadapanku, dengan gitar akustinya, pencahayaan seadanya, tetapi tentu tidak dengan pertunjukan yang biasa.

Aku hanya tersenyum, saat mengingat sepenggal kalimat di blog-nya tentang dirinya sendiri "an anti social, lazy, no-name bedroom musician". "Ahaha.. Adhit, lo beneran jujur" celetukku dalam hati.

Lagu-lagu dari album pertama dan keduanya dimainkan dengan baik, bersih, dan tanpa kesalahan. Memilihmu, In to You, Deadly Storm Lightning Thunder, Number One, Adelaide Sky, Forget Jakarta, After The Rain, dan Apology adalah bebarapa lagu yang aku kenali. Maklum sebagian besar lagunya ditulis dengan bahasa Inggris.

"If I could bottled the smell of the wet land after the rain, I'd make it a perfume and send it to your house"

Yaa.. Adhit menyanyikan After The Rain.. Sasaat, mengingatkan ku pada pria hujanku. Kisah lama dengan lagu baru.. kebetulan yang menyenangkan. :D

Yang kemudian ditutup dengan Apology, "a marvelous song for the last performance" umpat temanku saat itu. Sepertinya dia cukup senang dengan lagu penutup pertunjukan kali ini. "Adhitya Sofyan bener-bener nelanjangin gw!" ucapnya dengan wajah sumringah.

Aku benar-benar tidak ingin tahu apa yang ada dalam pikiran temanku ini. Karena, aku pun sibuk dengan pikiran dan khayalku.

***

Hey you, Mr Adhitya Sofyan.. Thanks for your performance :D