Minggu, 06 Juni 2010

After Hour Time

Suatu sore, pernah ku berjalan tergesa. Lalulintas sore itu sangat mengejutkan. Lumpuhnya sebuah segmen jalan bebas hambatan, menjadikan sebagian besar kendaraan terpaksa memutar mencari alternatif lain. Kemacetan terjadi dimanapun menuju pusat kota.

Tiba di sebuah lobi pertokoan, aku layangkan pandangan mencari sosok yang berkata telah tiba hampir satu jam yang lalu. Di tengah keramaian, aku masih juga belum menemukannya. Sia-sia saja aku menghubungi ponselnya, aku tidak bisa mendengar suara di seberang sana karena keramaian di sekelilingku. Sambil berujar dalam hati. "Kamu dimana?"

"Hei, non. Macet banget ya?" sebuah suara mengagetkanku. Ahh.. sosok yang kucari telah berada di dekatku. "Susu asam?" sambil tetap tersenyum, selanya saat waktu jeda dari celotehku tentang maaf dan kemacetan sore itu.

***

Kami memilih sebuah kafe donat yang juga menyediakan coffee latte dan yougurt buah. Sambil duduk di salah satu kelompok kursi, kami terus bertukar kabar kami. Satu, dua, tiga.. ya, tiga batang Marlboro sudah dia habiskan dari kotaknya. Ceritanya belum juga usai mengenai dirinya, bahkan saat minuman di gelas kertasnya habis menyusul habisnya yougurt buahku.

Beranjak kami menuju warung pinggir jalan rekomendasiku. Malam itu aku berjanji menemaninya merasakan ikan laut bakar yang telah lama dia inginkan. Berjalan melintas sisi jalan ibukota, sesekali masih bercanda mengenai hal konyol dan berlari di sebuah zebra cross karena salah membaca signal lampu lalulintas.

Obrolanpun masih berlanjut sebelum dan sesudah makanan yang kami pesan tandas. Hingga seseorang perempuan mendatanginya, meminta bantuan sumbangan untuk sebuah yayasan. Tanpa ragu, dia mengambil dompet dari saku belakang celananya. Sambil mengulurkan selembar pecahan rupiah, dia membuka pembicaraan dengan perempuan itu. Bertanya acara apa yang sedang dikerjakan oleh anak-anak di yayasan tersebut. Rupanya bukan kali ini saja temanku ini menyumbang untuk yayasan tersebut.

"Aku ngga pernah mikirin, yayasan itu ada atau tidak, nyumbang ya nyumbang aja" ujarnya setelah perempuan itu pamit mundur.

"Hingga suatu hari aku dapet sms undangan acara buka puasa dan aku dikasih sebuah buku karangan pengelolanya" lanjutnya lagi.

"Ahh, ternyata yayasan itu benar ada" sambil menghisap dalam rokok keenamnya malam itu.

***

Malam itu sudah larut. Aku bersikeras untuk pulang naik angkutan kota walaupun dia memaksaku menaiki sebuah taksi. Aku hanya ingin menambah waktu lagi untuk bersamanya dan mengajaknya mengenal seluk-beluk kotaku. Diapun menyanggupinya. Ahaha.. tambah satu jam lebih lama lagi saat aku bersamanya.

***

Saat enam menit setelah malam itu berganti hari, sebuah pesan singkat tertulis di ponselku. Alhamdulillah, dia sudah sampai ke kamar kostnya, dan tidak tersesat. Berujarku tanpa suara sambil tersenyum syukur "Allah, sosok ini menyenangkan. Izinkan aku mengenalnya lebih. Itupun jika memang yang terbaik menurut Mu"

2 komentar:

  1. Giliran gua, rokoknya mau dibasahin.. Giliran dia aja kagak.. huh.. (nottalking)

    BalasHapus
  2. lha.. kalo dia ngambek, nanti yang mbayarin makannya siapa?

    BalasHapus