Rasa dingin menjalar dari kaki, ingin rasanya menarik
selimut yang tersibak. 02.12 - angka
yang tertera di HP-ku. Kulirik tab notifikasi, penuh gambar burung yang
menunjukkan belasan kicauan dari beberapa akun yang aku ikuti -- kali ini
didominasi oleh kicauan @BPBDJakarta. Detik-detik selanjutnya, rasa kantukku mulai menghilang. Masih dari balik selimut, ibu jariku terus berkelana antarlaman sempit dari layar 4,3 inci. Teringat diskusi beberapa hari lalu, kumasukan kata “tinggi
muka air Katulampa dan Depok”. Agak lega setelah mengetahui bahwa 50 mm untuk
Katulampa 160 mm untuk Depok, masih pada level Siaga IV rupanya. (Parameter status
siaga dapat dilihat pada di sini)
Notifikasi terus berdatangan, beberapa gambar tentang
genangan pun muncul. Hey, mereka bilang Siaga IV memiliki padanan kata “aman”,
lalu kenapa ada gambar-gambar yang menunjukkan banjir? Tidak puas dengan layar i9190,
aku nyalakan laptopku. Menit selanjutnya beberpa jendela aku buka untuk
mengunjungi beberapa laman terkait banjir.
PetaJakarta.org menjadi salah satu
laman yang kukunjungi dini hari tadi. Laman yang dibuat berdasarkan kerjasama triple helix antara BPBD DKI Jakarta –
Twitter – Universitas Wollongong Australia ini menampilkan kicauan banjir yang
ditangkap secara realtime. Wow,
kicauan banjir terdapat di Jakarta Utara sisi Timur.
Penasaran, aku scroll
mendekat tampilan perbesaran pada beberpa area yang berwarna gelap yang
menunjukkan tingkatan kuantitas laporan, ingin tahu tentang kualitas laporan
yang ada. Kudapati informasi menarik. Titik biru menunjukkan laporan
terkonfirmasi yang berarti laporan tersebut menunjukkan lokasi sekaligus gambar
mengenai kondisi banjir, sedangkan titik orange menunjukkan laporan yang belum
terkonfirmasi.
Sumber: http://petajakarta.org/banjir/in/map/
dan https://twitter.com/oetarawawan/status/558394445779828736/photo/1 (diakses 23 Januari 2015 pukul 06.28WIB)
Beberapa minggu yang lalu mereka juga merilis laman analisis yang menginformasikan statistik ringkas terkait data laporan yang masuk, sementara
kulihat tertera 64 laporan terkonfirmasi dan 998 laporan belum terkonfirmasi.
Ya memang, ada perbedaan antara laporan banjir dengan kejadian banjir sesungguhnya.. tapi seperti kata dosenku dulu "apalah arti hazard jika tidak ada yang teriak?". Paling tidak laman ini menunjukan ada teriakan banjir. Bagaimana kualitas hazard dan disaster-nya butuh bahasan tersendiri.
Laman ini relatif menarik, tampilannya yang sederhana
dan ringan (pasti servernya canggih!!), merupakan daya tarik tersendiri – sophisticated.
Aku tahu, mereka didukung oleh tim teknis terbaik -- bahkan di dunia, tetapi tentu
tidak ada yang tahu Jakarta selain warga Jakarta kan?
Menurutku, tampilan sophisticated itu menjadi
semu saat makna yang dirasakan pengguna terasa dangkal. Rendahnya tingkat
laporan terkonfirmasi menjadi tantangan besar laman ini, belum lagi keterikatan
pelapor banjir terhadap laman ini. Aku yakin, laman ini menyediakan ruang luas
bagi siapapun peminat sosial media dan komunitas, peminat banjir, peminat peta, dan yang pasti
peminat coding untuk melakukan pengembangan.
Tentu saja, pengembangan tidak akan selesai pada jangka
waktu kontrak pekerjaan (gossipnya 18 bulan). Apalagi pengembangan sebuah
projek yang mensasar komunitas yang bentuk keterikatannya cair.
Yuk ah
kita isi ruang kosong yang ada..
Buat proposal kerjasama ke mereka misalnya :))